Puisi : Cahaya lentera di Keheningan Malam

Puisi : Cahaya lentera di Keheningan Malam

Malam kelam telah tiba
Cahaya lentera bergelip dikeheningan malam
Bintang-bintang tiada lagi bersinar
Ditutup awan gelap yang menggantung di langit

Jauh di ujung jalan yang kelam
Cahaya lilin menari di atas gerobak
 usang 
Seorang kakek tua termangu memandang seonggok jagung rebus,
Juga kacang tanah yang entah kapan akan terjual

Angin malam bertiup pelan namun pasti
Perlahan menembus dan menusuk kulit keriput kakek itu
Namun dia tak pernah lelah
Semangat juangnya untuk bertahan hidup selalu bergelora

Wahai manusia yang disebut anak
Adakah hatimu untuk kakek tua ini
Kau adalah jantung hatinya
Buah dari cinta dan kasih sayang yang selama ini mereka bina

Kau telah dibesarkan dengan tetesan keringatnya
Tak adakah sedikit aja belas kasihmu kepadanya
Hingga kau tega biarkan tubuh ringkihnya menahan angin malam
Demi sesuap nasi yang tak pernah ia dapatkan darimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK DENGAN HATI

Pelatihan Belajar Menulis Pertemuan Ke - 3 Gelombang 25

Puisi : Keheningan malam, Menyapa Jiwa yang Sepi